FAQ
Bagamana supaya saya berkontribusi untuk memberi beasiswa anak-anak cemerlang yang butuh support finansial melalui ACR?
Caranya adalah dengan mendaftar menjadi anggota ACR. Setelah menjadi anggota ACR maka para anggota membayar iuran anggota sebagai sumbangan dana lestari.
Siapa saja yang bisa menjadi anggota ACR?
Siapa saja yang setuju dengan visi, misi, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ACR plus siap menjadi teladan bagi para penerima beasiswa ACR dalam kehidupan dunia akhirat dan kedermawanan.
Bisakah ACR menerima dana dari pihak luar?
Bisa, sepanjang sifatnya sebagai hibah yang tidak mengikat.
Bagaimana ACR mengelola asetnya?
Dana yang berasal dari iuran anggota ataupun hibah pihak luar yang tidak mengikat dikelola ACR dengan melakukan investasi sesuai syariah.
Apa portofolio investasi ACR?
ACR berinvestasi dengan portofolio sebagai berikut: sekitar 50% aset diinvetasikan sebagai saham primary market dengan skema private placement, sekitar 30% diinvestasikan pada sukuk atau deposito syariah, sekitar 20% diinvestasikan dengan skema lain sesuai syariah
Bagaimana ACR menyeleksi perusahaan penerima investasi (investee)?
ACR memilih investee yang memenuhi 8 kriteria berikut:
- Perusahaan telah menemukan RPD (revenue and profit driver) sebagai satuan terkecil pertumbuhan aset perusahaan dan pengaman risiko bagi para investor.
- Uang dari investor digunakan untuk scale up pada RPD tersebut. Scale up ditandai dengan pertumbuhan aset jauh lebih besar dari pada laba.
- Perusahaan memiliki road map dengan pertumbuhan aset, omzet, laba par value, book value, market value, intangible asset, dan ROI pemegang saham secara eksponensial
- Terus berproses menjalani tahap demi tahap dari 8 tahap siklus hidup perusahaan (corporate life cycle) untuk menjadi korporasi sejati yang memiliki 3 karakter: hadir di pasar lebih dari 100 negara agar dari satu negara rata-rata berkontribusi tidak lebih dari 1% omzet perusahaan, tidak ada pemegang saham pengendali sehingga bisnis murni berjalan sesuai sistem, dan cost of capital 2-3% (per tahun).
- Laporan keuangan teraudit oleh akuntan publik yang dipercaya dan ditunjuk oleh para investor yaitu para pemegang saham melalui RUPS. Dalam laporan keuangan teraudit terdapat peran aktuaris.
- Skema investasi adalah ekuitas melalui private placement (sebelum IPO) maupun rights issue (setelah IPO) sampai menjadi korporasi
- Perusahaan memiliki rencana IPO setelah market value lebih dari Rp 10 T agar terhindar dari IPO Trap.
- Perusahaan melakukan penghematan dilusi. Artinya, saat menerbitkan saham baru baik private placement, IPO maupun rights issue, perusahaan melakukannya dengan persentase sekecil mungkin untuk mendapatkan uang sesuai kebutuhan ekspansi. Sekali penerbitan saham bisa hanya 2%, 3% atau 5%. Paling banter sekitar 10%. Dengan demikian, titik kritis korporatisasi yaitu saham pendiri hanya 50% dilalui saat sistem manajemen sudah kuat.
